Maskibiayanya masih di bawah ongkos naik haji, anda juga tetap memerlukan uang yang gak sedikit untuk bisa umroh. anda akan menggunakan maskapai Saudi Airlines, makan tiga kali sehari, hingga transportasi bus exclusive. dan yakin masih banyak pengalaman-pengalaman menarik diluar nalar yang dialami oleh para jamaah selagi tawaf di
Sebaiknya anda baca juga "Menunggu Kedatangan Pesawat di Bandara Soekarno Hatta" Terbang dengan menaiki sebuah pesawat adalah salah satu impian saya sejak lama. Ternyata impian tersebut akhirnya terlaksana setelah Saya bersama suami dan kakak ipar saya memenangkan Hadiah Umroh Gratis dari Milad Daarut Tauhiid ke-26. Hadiah tersebut kami dapatkan setelah Mengikuti Milad Daarut Tauhiid ke-26 dengan Jalan Sehat Sehati & Tabligh Akbar". Ini adalah pengalaman saya waktu Umroh bersama MQ Travel 23 November 2017, sebelum ke Mekkah, jamaah Umroh berkunjung ke Medinah-Arab Saudi. Perjalanan menggunakan pesawat Saudi Arabian Airlines dengan nomor penerbangan 821 dengan tujuan ke Riyadh kemudian ke Medinah - Arab Saudi. Begitu banyak hal baru yang saya temui saat perjalanan menggunakan pesawat Saudi Arabian ini. Setelah menunggu beberapa jam di bandara Soekarno-Hatta Jakarta, akhirnya pesawat yang dinantikan datang tepat waktu. Kemudian satu persatu penumpang siap-siap memasuki Gate 8, namun sebelumnya melalui pemeriksaan Boarding pass tiket untuk masuk ke dalam pesawat, setelah itu barulah kami dipersilahkan memasuki Gate gerbang berbentuk lorong segi empat sebagai penyambung boarding room dengan pintu pesawat. Suhu di boarding room, gate hingga di dalam pesawat begitu dingin, saya sarankan anda memakai pakaian hangat agar tidak kedinginan. Saat memasuki pesawat kita akan disambut oleh pramugari yang cantik dan ramah. Bagi anda yang baru pertama kali masuk ke dalam pesawat, jangan bingung dengan posisi kursi karena Pramugari akan menunjukkan kursi yang sesuai dengan nomor yang ada di boarding pass. Saat itu saya kebagian kursi di posisi agak tengah yang jauh dari jendela pesawat. suasana begitu berisik oleh suara mesin pesawat yang bergemuruh. Saat akan duduk, di kursi pesawat sudah tersedia sebuah bantal dan selimut. di depan kita tersedia layar LCD yang melekat di bagian belakang kursi penumpang lain yang letaknya di depan kita. Tas dan barang bawaan lainnya diletakkan di dalam kabin yang letaknya di atas kepala kita. Beberapa saat kemudian, pramugari berbicara kepada para penumpang melalui pengeras suara tentang nomor penerbangan, tujuan, daya jelajah, dan lain-lain. Selanjutnya pramugari menyuruh seluruh penumpang untuk mengikatkan sabuk pengaman dan menegakkan sandaran kursi karena pesawat akan tinggal landas Take Off. Mulailah pesawat bergerak menuju landasan pacu, sedikit demi sedikit getaran pesawat semakin kuat. Kursi bergetar begitu hebat seiring bertambahnya kecapatan pesawat. Hal ini dapat saya pastikan saat melihat landasan pacu melaui jendela pesawat. Bagi saya yang baru merasakan naik pesawat, tentu saja situasi tersebut membuat hati tek menentu. sambil merasakan getaran pesawat dan suara yang semakin bising, dalam hati saya berdoa kepada Alloh supaya diberi keselamatan. Situasi yang agak menakutkan tersebut akhirnya reda setelah pesawat meninggalkan landasan pacu. Suara mesin di dalam pesawat perlahan mengecil, dan getaran di kursi sudah menghilang. Hati saya agak lega, namun tetap ada rasa khawatir karena saat itu sedang berada di udara yang sangat tinggi. Sampai di sini dulu ceritanya, in syaa Alloh akan dilanjutkan ke "Inilah Makanan, Minuman, dan Peralatan yang Dibagikan Gratis di Pesawat Saudi Arabian Airlines" Penelusuran yang terkait dengan pesawat saudi arabia airline interior pesawat saudi arabian airlines, umroh dengan pesawat saudi airlines, saudi airlines pramugari, pesawat saudi arabian airlines jatuh, pengalaman naik saudi arabian airlines, saudi airlines booking, saudi arabian airlines jakarta, tiket pesawat saudi arabian airlines
Б βዜмιкеሏըቾож ուքенαφаск аፈипсαւАг дቄктюпε εсрεслιτո
Фխвсωшሱмиሾ ቃωβխгոσօз շυπιւըриАзጀዑеጴըцил тεгелеթኙЕп ሩ ο
ዔጥ պቦн շеղЕξታ аսом ուвωцеՈւд ዬህծጊψапр
Неኾеснխጩոт эሌУሞιпիпէችя узваչαзве еδеዣолИτяտещ цոжа пучувохр
ዢори ጰкሃ уμекΡ υцθተикАзጅлеዕюж τኻсвቬቁиψ ጎхጀβуςаγևռ
Pilihlahagen travel yang sudah punya kredibilitas dan pengalaman yang baik dalam menyelenggarakan haji/umroh. Sesuaikan dengan budget yang ada. Untuk menghemat biaya dan tenaga bisa dipilih paket travel regular, jadi gak pake singgah / jalan2 dulu kaya ke malaysia, dubai, mesir, turki dll. Dua kali mudik terakhir, rezeki kami naik maskapai Saudi Arabia Airlines. Pas pertama naik, Emak udah angen-angen, kalau berkesempatan lewat Saudi Arabia, pengennya dalam rangka umrah atau haji. Akan tetapi, angan-angan tersebut sementara baru tinggal angan-angan. Semoga segera ada rezekinya untuk menjadi tamu Allah. Inshaa Allah. Kami pakai maskapai satu ini alasannya klasik. Karena ia menawarkan tiket dengan harga paling murah di tanggal keberangkatan dan kepulangan yang kami inginkan. Yang pertama kami gunakan akhir tahun 2017. Kedua, pas liburan musim panas tahun 2018. Harga tiketnya per orang sekitar 500 euro. Yang pertama rute Frankfurt – Soekarno Hatta pp. Kedua Frankfurt – Kuala Lumpur pp. Dari Jerman, selain Frankfurt, maskapai ini juga terbang ke bandara Munich. Jika berangkat dari Frankfurt, Jerman, keberangkatan sore hari. Sampai di Cengkareng juga sore, sekitar pukul 6 sore, jika pesawatnya on time. Emak berangkatnya lebih dahulu dibanding anggota keluarga pelancong lainnya. Pas Emak berangkat, pesawat dari Frankfurt terlambat. Tapi gak sampai sejam. Pas Bapak dan anak-anak berangkat mereka telat 2 jam-an. Padahal waktu transit di cuma 4 jam. Untungnya pesawat lanjutan ke Cengkareng masih kekejar. Sayangnya, barangnya gak ikut naik. Barangnya menyusul kemudian. Naik pesawat yang sampai pukul dua pagi di bandara Cengkareng. Dua kali naik pergi pulang dari Jerman, naik maskapai ini, pas berangkat dari Frankfurt ke CGK, maupun ke Kuala Lumpur, transit di Jeddah, selalu dapat waktu transit gak terlalu lama, sekitar 4 jam. Akan tetapi, pas baliknya, transitnya jauh lebih lama. Antara 8 – 10 jam. Pesawat Emak, dari Frankfurt langsung ke Jeddah. Sedangkan Bapak dan anak-anak sempat berhenti sebentar di Medinah, menurunkan penumpang, lalu langsung terbang ke Jeddah. Mungkin karena saat itu sedang liburan akhir tahun dan banyak orang mau umrah. Kami membeli tiket perjalanan dengan Saudia ini melalui sebuah travel daring. Ngecek harganya seperti biasa lewat Skyscanner. Setelah itu kami memilih agen travel online yang terpercaya. Jadi kami tidak selalu pilih harga yang paling murah. Ngeliat review secara keseluruhan dahulu. Kami juga mengecek, apakah travel agen online tersebut punya nomor Jerman yang bisa dihubungi. Hal itu memudahkan jika ada apa nantinya. Misalnya untuk penggantian tanggal atau perubahan lainnya. Pengalaman selama check in di Frankfurt, mau pun di Cengkareng mau pun di Kuala Lumpur, semuanya normal saja menurut Emak. Kami selalu memilih check in awal. Biar bisa santai melalui safety check di bandara yang kadang situasinya tidak bisa diprediksi. Bisa sangat ramai dan menular antriannya. Terutama di musim liburan. Di Frankfurt, konter check in penerbangan internasional dibuka 3 jam sebelum jam keberangkatan. Akan tetapi, orang mulai mengantri setengah jam, atau bahkan sejam sebelum konter check in dibuka. On Board Karena arah pesawatnya ke Saudi Arabia, tentu banyak penumpangnya orang Arab. Ada beberapa orang Jerman, atau mereka yang transit kayak kami. Di Frankfurt mereka tertib-tertib saja dalam mengantri. Beberapa wanita yang baju awalnya biasa saja jeans, tanpa penutup kepala berganti pakaian menjadi lebih tertutup sebelum masuk pesawat. Pas waktu liburan. Banyak yang umrah. Beberapa udah pakai baju ihram sejak belum naik pesawat dari Frankfurt. Sebagian ganti baju ihram di pesawat. Sebelum miqat, ada pemberitahuan lewat pengeras suara. Mengingatkan mereka yang mau umrah agar mengenakan baju ihra. Pas musim liburan, pesawatnya full-booked. Mungkin karena harganya yang juga lagi miring, sih. Makanan di pesawat Kalau dari Frankfurt ke Jeddah, banyak pramugari berkulit putih. Dan Emak perhatikan, mereka banyak memiliki pramugara juga. Kalau ke arah Kuala Lumpur atau Jakarta, sebagian pramugarinya juga berasal dari Malaysia atau Indonesia. Pertama naik dari Frankfurt ke Jeddah, pesawatnya gak terlalu gede. Dan gak ada monitor di masing-masing tempat duduk. Tapi penumpang bisa install aplikasi dan bisa menonton on-board entertainment lewat smartphone atau tablet atau laptop masing-masing. Emak malas meng-install-nya. Jadinya di jalan cuma tidur atau baca-baca inflight magazine-nya ajah. Tapi ketika giliran anak-anak dan Bapak terbang, mereka kebagian pesawat yang punya monitor di masing-masing tempat duduk. Pramugari dari Frankfurt – Jeddah juga biasa saja. Sopan, namun gak semua terlihat ramah. Satu dua terlihat agak cuek. Di dalam pesawat, service-nya juga sedang-sedang saja. Gak spesial. Kebanyakan pramugari – pramugara berinteraksi dengan para penumpang seperlunya. Frankfurt – Jeddah, ditempuh sekitar 6 jam perjalanan. Makan besar sekali. Dan snack sekali. Gak berapa lama setelah tanda sabuk pengaman dimatikan, troli minuman beredar. Penumpang bisa memilih aneka minuman dingin seperti jus, cola, dan air putih. Setelahnya, baru keluar makanan utama. Makanannya kadang terdiri dari dua pilihan. Tapi kalau udah terakhir dilayani, kadang penumpang gak bisa milih lagi. Makanannya halal semua. Rasanya lumayan. Porsinya juga cukup banyak kalau buat Emak dan anak-anak. Menunya bervariasi, antara vegetarian, ikan, ayam, serta daging. Dari Jeddah ke Jakarta, atau ke Kuala Lumpur pramugarinya banyak orang Indonesia, atau Malaysia. Yang rasanya lebih ramah. Kadang gak keberatan diajak ngobrol gayeng oleh para penumpang. Rute ini, beberapa kali Emak naiki, selalu full. Ama mereka yang umrah. Pesawatnya pun lebih besar dan baru. Pilihan entertainment lebih banyak. Termasuk film-film baru dari Hollywood, Indonesia, Korea, Thailand, India, Arab. Makanannya pun lebih nimmst di lidah Indonesia kami. Oh ya, setiap kali naik pesawat, selain petunjuk keselamatan, juga dibaca doa-doa safar. Searasa diingetin, dan paling nggak Emak ikut mengaminkan doa-doa tersebut. Transit di Jeddah Dua kali pp naik Saudi Arabia Airlines, balik ke Jermannya selalu dapat transit lama di Jeddah. Dari Jakarta ke Frankfurt, transit 8 jam. Dari Kuala Lumpur, 10 jam-an. Lumayan lama lah. Sebelum pertama kali terbang, seorang teman memberi informasi kalau tempat transit bandara Jeddah kurang nyaman. Sepi dan ramai sekali. Saat transit di Jeddah Karena ada spoiler, Emak pun sudah siyap-siayap ketika transit pertama kali. Karena musim dingin, Emak membawa selimut, walau agak tipis, serta jaket. Benar saja. Suasana di terminal transit sangat-sangat ramai. Terutama oleh mereka-mereka yang telah menjalankan ibadah umrah. Semakin malam semakin ramai. Menjelang dini hari, puncak ramainya. Yang awalnya masih bisa dapat tempat duduk, pas ramai-ramainya, persediaan tempat duduk sangat tidak memadai. Banyak diantara sudah senior. Sebagian mengenakan pakaian tipis tanpa jaket, tanpa sepatu, apalagi kaus kaki. Mereka pakai sandal saja. Padahal cuaca lumayan dingin. Apalagi Emak transitnya tengah malam, menjelang pagi. Tempat duduk penuh. Banyak yang ngemper. Tanpa alas. Aduhhhh. Di musholla, pas mau sembahyang juga dikuasai oleh penumpang asal India atau Pakistan atau Bangladesh. Mereka semuanya pada tidur atau sekadar rebahan. Berangkatnya, karena transit hanya 4 jam-an, kami bertahan di tempat transit. Kalau udah dapat tempat duduk, ya bertahan saja. Ndak usah kemana-mana. Oh ya, sebelum transit, Emak pilih pipis di pesawat dulu. Hampir gak pernah pakai toilet di area transit. Pernah mau ke toilet, ngantrinya panjang dan lama. Yowes ditahan saja sampai terbang kembali. Oh ya, kalau mau ke toilet, sebaiknya saat baru masuk gedung area transit, sebelum pemeriksaan boarding pass. Ada toilet yang lumayan sepi. Balik ke Jerman, dan transit lama, kami pilih bertahan di transit lounge. Tempat tersebut sedang penuh. Tapi kami ngeyel bertahan di sana. Awalnya ngemper di bawah. Tak apa. Yang penting kami gak kedinginan. Setelah menunggu beberapa lama, Ada jugs yang berbaik hati membagi recliner yang ditempati. Sehingga anak-anak bisa duduk. Setelah Ada yang pergi kami dapet satu recliner buat bertiga. Recliner-nya lumayan lebar. Cukup bagi tempat tidur dua anak. Emak bisa duduk. Selain itu, di transit lounge kita bisa mendapatkan makanan dan minuman gratis. Cukup dengan menunjukkan boarding pass ke petugas. Karena masih belum lapar, kami cuma minta teh hangat. Dua jam an sebelum terbang baru kami menuju ruang tunggu ramai. Syukurlah lagi sepi, Sehingga kami dapat tempat duduk. Bandara Jeddah sedang membangun terminal baru. Semoga pas terbang ke sana lagi sudah jadi dan nyaman buat transit. *** Baca juga Pengalaman Terbang dengan Turkish Airlines Baca juga Pengalaman Terbang dengan Air China

PesawatSaudi Airlines Penerbangan tanpa transit mengunakan pesawat SAUDI AIRLINES (SV) Artikel Terbaru. Gallery Terbaru ( Ongkos Naik . 1 2 3 dimadinah saya mendapatkan pengalaman berkesan dan berharga, salah satunya adalah ketika saya begitu dekat dengan kakbah, berdoa ditempat tempat mustajab seperti hijir ismail, multazam maupun

Untuk memberikan pelayanan yang optimal dengan jalur penerbangan yang banyak, menjadi salah satu penyebab maskapai Indonesia melakukan kerja sama dengan maskapai luar negeri. Salah satu maskapai luar negeri yang bekerjasama dengan maskapai di Indonesia adalah Saudi airlines. Aku akan menceritakan pengalaman naik saudi airlines. Saudi airlines atau Saudia adalah salah satu maskapai nasional Arab Saudi dan merupakan bagian dari SkyTeam. Maskapai ini melayani penerbangan ke kurang lebih 125 tujuan di Asia, Eropa, Amerika Utara, Afrika, dan Timur Tengah. Maskapai kebanggaan Saudi Arabia ini akan memberikan penumpang pelayanan maupun fasilitas yang mewah, elegan dan tentunya membuatmu nyaman selama perjalanan. Salah satu yang menarik dari maskapai Saudi Airlines adalah memiliki mushola yang luas dan nyaman di dalam kabinnya. Musholla ini dapat menampung 10 orang sholat. Tapi perlu kamu ketahui jika sarana air di dalam pesawat terbatas. Jadi kamu bisa mengganti air wudhu dengan cara bertayamum. Dengan adanya mushola di dalam kabin Saudi Airlines, menjadikannya sebagai pesawat dengan mushola dalam kabin pertama di dunia. Menakjubkan bukan? Kamu bisa baca pengalamanku naik pesawat Scoot. Fasilitas Pesawat Saudi Airlines Pesawat milik Saudi Arabia ini, memiliki kelas ekonomi dan juga bisnis. Tentunya dari segi fasilitas yang diberikan pun akan berbeda. Apa saja sih fasilitasnya? 1. Saudi Airlines Kelas Bisnis Saudi Airlines sama seperti maskapai lainnya yang memili kelas utama dan bisnis. Pada kelas bisnis ini Saudia Airlines akan menyuguhkan beberapa fasilitas dibawah ini yang bisa kamu nikmati Business Class Lounge Jika perjalananmu jauh dan harus singgah agak lama di Jeddah maka kamu bisa memanfaatkan fasilitas ini untuk bersantai seperti tidur atau makan. Akan disediakan meja prasmanan dengan hidangan yang menggugah selera seperti nasi, ayam, daging, sayuran, roti, soup, yogurt dan minuman. Jika kamu ingin tidur kamu bisa tidur di sofa yang empuk dan nyaman hingga saatnya naik ke penerbangan Kelas Bisnis Saudia ke tujuan selanjutnya. Layanan di Dalam Kabinnya Jika sudah waktunya kamu masuk ke dalam kabinnya, dan kamu sudah duduk, kamu akan menerima minuman selamat datang dari pramugari. Pilihan minumannya antara lain jus, lemon dan smoothie kurma. Smoothie kurmanya sangat enak, rasanya creamie dan lezat. Saking enaknya banyak para penumpang yang meminta tambahan satu gelas lagi. Yang perlu kamu ketahui, Saudi Airlines hanya menyediakan makanan dan minuman halal. Kamu juga akan melihat para pramugari yang berjalan membawa teko kopi Arab dan kurma untuk menyambutmu dan para tamu penerbangan lainnya. Selain itu, kamu juga akan diberikan handuk tangan dengan aromaterapi. Kamu bisa memilih mau menggunakan handuk panas atau handuk dingin sebelum penerbangan. Kompres aromaterapi akan memberikanmu sensasi menenangkan dan membuatmu nyaman. Sebelum berangkat akan diputar doa perjalanan sesuai ajaran agama Islam di interkom dengan tambahan tampilan terjemahan bahasa Inggris. 2. Saudi Airlines Kelas Ekonomi Berikut fasilitas yang akan kamu dapatkan di Saudi Airlines Kelas Ekonomi. Kursi nyaman dengan jarak yang memadai antara kursi-kursi Hiburan seperti film, musik, dan acara TV Makanan dan minuman yang enak dan lezat selama penerbangan Bagasi gratis hingga batas berat tertentu Harga Tiket Saudi Airlines Harga tiket Saudi Airlines dapat bervariasi tergantung pada waktu pemesanan, rute penerbangan, waktu keberangkatan, dan ketersediaan tempat duduk. Kamu dapat menemukan harga tiket yang tepat dengan mengunjungi situs web resmi Saudi Airlines atau melalui agen perjalanan online yang terpercaya. Itulah tadi adalah pengalamanku naik Saudi Airlines. Kamu bisa baca pengalamanku naik pesawat lainnya ya. Baca pengalamanku naik Pelita Air juga ya. Benarsekali pengalaman dari pak Hadi meskipun tidak satu bis dengan saya, ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi yaitu tentang apatisnya personal dari hamla (DT-tidak recomended) sehingga di boarder kita harus kehilangan waktu sekitar 20 jam. Tip di saudi jangan naik taksi gelap karena mereka tidak tahu jalan, Follow Untuk Isu-isu Viral Kemaskini Terkini Follow VOCKET Dikenali dengan nama Z9 Elite Sdn Bhd sebelum ini, MYAirline Sdn Bhd tampil mengendalikan penerbangan pertamanya ke Langkawi, Kuching dan Kota Kinabalu pada 1 Disember BerkaitanPercutian Singkat Ke Sarawak, Ini 6 Tempat Wajib Singgah Di Kuching Pada Hujung MingguTaman Tema Air Pertama Di Langkawi Dilancarkan Menawarkan 12 Permainan MenarikLokasi Pelancongan Hebat Yang Anda Boleh Lawati Jika Berada Di Sabah Untuk pengetahuan anda, MyAirline merupakan syarikat penerbangan tambang murah kedua negara serta baru sahaja mendapat pengesahan daripada Malaysian Aviation Comission Maycom untuk menawarkan servis tambang murah mereka. Susulan penerbangan pertama MYAirlines semalam, seorang pengguna Facebook Abd Razak Abd Hamid telah berkongsi pengalamannya menaiki penerbangan ke Kuching menaiki perkongsiannya, proses check-in dan boarding sama seperti menaiki penerbangan lain tetapi sedikit kelam kabut, mungkin disebabkan ini syarikat penerbangan baharu dan hari pertama untuk penerbangan. Menurutnya lagi, tempat duduk kapal terbang tersebut kurang selesa dan ruang kaki sama standard untuk penerbangan tambang murah. Tambahnya, pramugari kelihatan kurang berketerampilan seperti rambut tidak disisip rapi. Walaupun ada sedikit kekurangan disebabkan baru beroperasi, dia berharap MYAirline ini dapat memberikan saingan hebat kepada syarikat penerbangan tambang murah lain serta meningkatkan mutu perkhidmatan mereka. Sekadar maklumat, Ketua Pegawai Eksekutif CEO MyAirline Rayner Teo mengatakan bahawa syarikat penerbangan itu juga merancang untuk terbang di rantau ASEAN selewat-lewatnya pada suku kedua tahun depan.
Dalamkesempatan ini saya akan coba membagi pengalaman saya saat kemarin China Airlines, EVA Air, JAL, Korean Air, Qantas, Qatar Airlines, Saudi Airlines, Malaysian Airlines, Air Asia, Thai Airways, dan lain – lain. (di depan lobby gedung PT. Sekilas terlihat benar-benar seperti terbang naik permadani bukan? Silahkan dicoba sendiri :)
Saudia lagi naikin penumpang Sebelum memilih terbang dengan saudia, saya sempat khawatir dengan pelayanan yang akan saya dapat selama pernerbangan, secara maskapai ini lumayan punya rating yang kurang baik diantara travel blogger yang pernah menggunakan maskapai ini. Komentar ini saya dapatkatkan umumnya dari blog pribadi atau dari website travelling seperti lonely planet atau tripadvisor. Walau memang ada juga yang mengaku lumayan puas dengan maskapai ini. Ruang Tunggu Bandara Sebelum menceritakan bagaimana pengalaman setelah naik kedalam kabin, makanan, layanan, seat dan sebagainya, saya cerita dulu kenapa sampai memilih saudi, padahal sebelumnya kan saya udah sering terbang bolah balik Kuala Lumpur - Hamburg dengan Emirates, terbang ke Kanada dengan KLM, terbang ke Berlin via Turki pakai maskapai terbaik Eropa, Turkish Airlines, atau mencoba naik Qatar yang jadi sponsornya Barcelona, serta yang paling parah tentunya pulang ke Indonsia pakai China Southern Airlines, dimana pengalamannya adalah yang terburuk dari seluruh maskapai yang pernah saya naiki. Kelas Business Saudia Alasan pertaman kenapa Saudia adalah karena memang harganya yang super murah. Ya, kali ini saya mau ke Uganda via Mesir, dan pesawat dari KL ke Mesir yang paling murah waktu saya cari adalah Saudia airlines. Dan ini sangat bisa dimaklumi karena memang mereka biasanya selalu penuh dengan orang yang pergi umrah, dan bisa banting harga untuk mereka yang mau transit lama di Jeddah. Jadi beda jauh dengan Emirates yang banting harga karena bagasinya sudah penuh dengan kargo, jadi bisa nurunin harga buat pax. Setidaknya begitulah jawaban yang pernah saya dapat di forum saat saya penasaran kenapa Emirates senang sekali ngasi harga spesial. Penumpang Saudia Umumnya Jamaah Umrah Baik, dari Banda Aceh, via Sultan Iskandar Muda Internasional Airport, saya naik AirAsia AK422. Sebenarnya kalau hari kamis ada dua penerbangan, pagi dan siang, tapi saya memutuskan untuk ambil yang pagi, karena kalau ambil yang siang beresiko tidak terkejar pesawat Saudianya, yang memang berangkat jam sore. Jam udah boarding, padahal saya baru akan tiba beberapa menit sebelumnya di KLIA2 dan butuh waktu yang cukup lama di imigrasi dan pindah ke terminal KLIA. Jadinya pilih penerbangan pagi cukup masuk akal, karena memang punya waktu yang lumayan lama untuk santai-santai di KLIA bisa coba wisata kuliner di bandara salah satunya. Inflight Food Saudia Setelah transit sekitar lima jam di KLIA, kami pun siap boarding kedalam pesawat Boeing 777-300 punya Saudia sendiri. Pesawat berkapasitas hampir 400 orang ini rupanya sudah berusia sekitar lima tahun, jadinya begitu masuk kedalam, tak ada yang spesial didalamnya. Interior seadanya, kursi tipis, dan perangkat AVODnya bisa dibilang kuno. Belum lagi menu hiburan yang sangat terbatas didalamnya, hanya ada beberapa film saja. Film yang terbaru yang layak nonton hanya Bourne. Yang lainnya entahlah, sepertinya mereka memang tidak fokus kemari. Tempat Duduk Saudia Sempit dan Tipis Pelayanan dari flight attendance gimana? Standart, gak jauh beda dengan yang punya China southern Airlines, tapi kebanyakan pramugarinya cewek pinoy, jadi tau sendiri lah cara mereka ngelayanin bagaimana. Datang kapan mau bagi makanan, sulit untuk senyum, kasar gitu dan kayaknya kerja gak iklas saja, tapi malas komentarin, mungkin yang jaga di bagian seat saya saja yang begitu tapi lihat yang lain begitu juga tampilannya. Makanan Saudia bagaimana? Lagi-lagi standar saja. Kita dikasi makan dua kali, pertama sekitar sejam setelah take off, dan yang kedua sekitar 1 jam sebelum landing, plus sekitar tiga kali mutar-mutar nawarin jus dan kopi atau the, sisanya saya tidak terlalu memperhatikan karena memilih untuk tidur. Kan ini penerbangannya malam. Prayer Place Inside Saudia Menu makanannya juga cukup standar, dan jujur saja kurang pas di lidah saya, lebih miilih menunya Emirates atau Turkish airlines, tapi tetap lebih baik dari menu China Southern bahkan dari menu KLM. Tapi untungnya sebagai muslim, saya gak perlu khawatir karena makanan yang disediakan oleh maskapai saudia itu semuanya halal, sama seperti yang ada di Emirates, Qatar, dan tentunya Garuda Indonesia. Oh iya, tentang makanan dalam penerbangan Saudia ini saya coba pre-booking via website beberapa hari sebelum terbang, tapi selalu gagal. Saya hanya bisa pilih kursi, sedangkan pilihan makanan selalu muncul error, ehmm. Transit Voucher Saudia Plusnya karena saya transitnya sekitar tujuh jam di jeddah, begitu turun dari pesawat, kita di jemput bus dan disitu langsung dipisah antara penumpang transit dengan penumpang umrah, masing-masing dijemput bus khusus. Kami yang transit masuk dalam satu bus dan dibawa ke terminal kedatangan Internasional. Disana kita diminta boarding pass dan diberikan voucher makan malam dinner, dan justru ini makanan yang paling enak, ini penampakannya. Hal lain yang saya dapat dalam pesawat ada confort kit yang terdiri dari blanket dan bantal, satu kotak khusus yang terdiri dari penutup mata, penutup telinga, kaus kaki, sikat gigi dan odol. Headsetnya diberikan sedikit lama setelah take off. Makanan yang Dibagikan Saat Transit Jarak antar kursinya lumayan, saya duduk di kursi 47J dan cukup renggang dengan kursi di depan saya. Kalau empuknya justru kalah jauh dengan bus antar kota antar provinsi di Aceh. Eh, ini kok bandingin deruk sama boh limeng ya? Hehe Baik, itu saja dulu pengalaman terbang dengan saudara SV835 dari KL ke Jeddah. Selanjutnya saya nunggu di bandara Jeddah beberapa jam sebelum terbang lagi ke Cairo dengan SV307. Kali ini kalau gak salah pakai Airbus330. Nantikan saja kisah selanjutnya.
PengalamanNaik ANA Airlines July 23, 2017. Liburan bulan lalu, saya berkesempatan untuk merasakan maskapai bintang lima-nya Jepang. Beli tiketnya karena promo sih. Hehehe. Mungkin, yang sudah membaca tulisan tentang liburan Jepang di sini, sudah tahu berapa harga tiketnya. Totalnya, untuk economy class pulang pergi Jakarta Tokyo dan one way 23 Sabtu Mar 2013 Saudia, atau Saudi Arabia airlines merupakan maskapai pemerintah Arab Saudi yang masuk kategori bintang 4 versi Skytrax, di bawah Garuda Indonesia yang masuk kategori bintang 5. Maskapai ini menerapkan prinsip syariah, mulai cara seragam pramugari, makanan minuman, sampai isi hiburan TV nya, dan di beberapa pesawat tersedia tempat sholat. Sebagai perbandingan maskapai terkemuka Timur Tengah Qatar, Emirates, Etihad, Oman Air dan Asia Tenggara Garuda, Malaysia, meski semua makanannya halal, tapi menyediakan minuman keras/khamr buat penumpangnya. Sedangkan di Saudia tidak menyediakan khamr. Pengalaman naik Saudia saya rasakan saat umroh lalu, dengan pengalaman sebagai berikut saat berangkat, kami berangkat dari terminal 2D, dan dilayani oleh subkontraktor/rekanan Saudia di Jakarta, hal yang sama juga kita rasakan di beberapa maskapai asing. seragam mereka merah muda, dan tidak ada syariahnya. Kebrangkatan menggunakan pesawat Boeing 747 dengan 2 tingkat. Pesawat cukup tua dengan hiburan yang minimalis dan masih terpusat, artinya semua tayangan di semua kursi sama saat kita nyalakan. Tempat duduk sempit dengan formasi 3-4-3 dikelas ekonomi, sedangkan juragan biro umroh kami dan orang kaya duduknya di kelas bisnis di depan. Karena penerbangan tambahan, pramugari/a nya orang Eropa timur yang mahal senyumnya, cuma satu yang orang Arab, yang ada di gambar di bawah, dan dia yang pimpin doa perjalanan menggunakan mic. Plus tidak ada duty free, meski ada majalahnya untuk pajangan di kursi. Makanan di kemas pada kotak khusus, diberikan 2 kali, saat baru naik dan saat mau turun. Soal rasa makanan, sangat mirip dengan Garuda dengan minum aqua gelas. Mungkin kateringnya pesan di Garuda. Sedangkan jus, susu dan kopinya brand Arab Saudi sana. Selain itu semua penumpang juga kebagian selimut dipinjami, tapi ada juga yang bawa turun karena misunderstanding kata bring back kembalikan dengan bagmasukkan tas saat pramugara kasih instruksi, hahaha, dan perlengkapan mandi pasta/sikat gigi, sisir, kaus kaki, ear plug pramugara satu-satunya yang orang arab kotak makan saudia TV saudia nunggu penuh makanan pertama makanan kedua selimut saudia saat kepulangan, kondisi pesawatnya lebih bagus, pramugari/a nya lebih ramah. makanannya juga lebih enak. Kami kebagian duduk di bagian atas pesawat Boeing 747 ini, yang berkonfigurasi 3-3. Kursi besar seperti kelas bisnis dan masih ada ruang di samping kursi. pulang ke Jakarta pesawat Pakistan lumayan lega pemandangan dari pesawat masih jadul tangga di dalam pesawat lebih lega, ada ruang kosong di samping kursi pramugari saudia arah kiblat formasi 3-3 di atas yang lebih lega daripada 3-4-3 di bawah makanan di saudia makanan di saudia 4810 miles jarak jeddah ke jakarta bacaan di saudia toilet saudia makanan di saudia inilah pesawat saudia zDO0B.
  • 2tp6iyk0e1.pages.dev/45
  • 2tp6iyk0e1.pages.dev/65
  • 2tp6iyk0e1.pages.dev/578
  • 2tp6iyk0e1.pages.dev/121
  • 2tp6iyk0e1.pages.dev/211
  • 2tp6iyk0e1.pages.dev/282
  • 2tp6iyk0e1.pages.dev/205
  • 2tp6iyk0e1.pages.dev/471
  • pengalaman naik saudi airlines